Selasa, 13 September 2011

Polri Razia Pintu Masuk ke Kota Ambon

PDF Print
Wednesday, 14 September 2011
ImageSejumlah personel TNI AD melakukan pengamanan sejumlah ruas jalan dan kawasan pemukiman pascakerusuhan di Kota Ambon, kemarin. Situasi keamanan di daerah itu mulai berangsur membaik.


JAKARTA – Aparat kepolisian akan melakukan razia dan sweeping di pintu-pintu masuk KotaAmbon,Maluku.Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kerusuhan horizontal yang lebih besar di daerah tersebut pascabentrok antarwarga pada Minggu (11/9) lalu.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam mengungkapkan,pihaknya khawatir kerusuhan yang menewaskan tujuh orang itu akan mengundang kelompok massa untuk menuju Ambon dan memprovokasi warga lokal untuk berbuat rusuh. Razia juga dilakukan untuk mencegah pengiriman senjata tajam ke daerah tersebut.

Polisi pun berharap masyarakat memaklumi tindakan razia ini karena untuk kepentingan masyarakat. “Penumpang yang ke Ambon diperiksa, terutama yang tidak jelas tujuannya ke Ambon untuk apa,”ujar Anton di Mabes Polri di Jakarta kemarin.Namun,hingga kemarin polisi belum bisa mendeteksi pergerakan manusia berkelompok menuju Ambon.

Mengantisipasi hal sama,kemarin jajaran Polda Jatim dan Kodam V Brawijaya melakukan sidak ke pelabuhan Tanjung Perak menemui ribuan calon penumpang tujuan Ambon. Agenda tersebut dibuat secara khusus untuk memberi imbauan kepada warga tujuan Ambon agar tidak mudah terprovokasi atas isu apa pun yang bisa memecah kesatuan bangsa. “Ini juga berlaku untuk warga Ambon yang ada di sini (Jatim),”katanya.

Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko mengatakan, imbauan dilakukan menyusul beredarnya short message service( SMS) yang memprovokasi masyarakat bahwa kelompokkelompok Islam yang mau berjihad dipersilakan berangkat ke Ambon melalui pintu-pintu keluar Jawa Timur.

“Nah, SMS ini adalah provokasi. Karena itu, jangan dihiraukan. Kami juga sudah menelusuri asal SMS provokasi itu, ternyata dikirim orang tak bertanggung jawab. Sudahlah, persoalan di Ambon sudah ada yang ngurus.Jadi tenang saja,” ucapnya di sela-sela menemui calon penumpang kemarin.

Polda Jatim juga berencana melakukan sweeping di sejumlah pintu keluar Jawa Timur sebab bisa jadi ada warga yang terprovokasi dan berangkat ke Ambon. “Kami ingin semuanya aman. Jadi jangan sampai ada pergerakan apa pun ke Ambon. Serahkan semuanya pada polisi dan tentara,”katanya.

Sedangkan Pangdam V Brawijaya Mayjend Gatot Nurmantyo menyatakan kesiapan TNI untuk mendukung langkah Polri. “Terkait SMS gelap dengan nada provokatif itu, saya tegaskan sangat tidak benar dan tidak bertanggung jawab. Jadi masyarakat jangan terprovokasi,” ucap Pangdam.

Bentrok antarwarga di Kota Ambon pada Minggu (11/9) terjadi akibat rumor mengenai tewasnya seorang warga.Menurut keterangan polisi, bentrok ini mengakibatkan 6 orang tewas, lebih dari 100 orang luka-luka,7 kendaraan roda empat dan 11 kendaraan roda dua dibakar, serta 116 unit rumah dibakar.

Selidiki SMS Provokatif

Terkait SMS provokatif tersebut, Mabes Polri mengaku tengah melakukan penyelidikan. Anton pun mengimbau kepada masyarakat untuk melaporkan ke kantor kepolisian terdekat apabila menerima pesan singkat yang bernada provokasi. “Kita juga mengimbau agar masyarakat tidak lagi mengirim SMS-SMS yang provokatif.Kami sedang bekerja. Kita tunggu saja hasilnya,” papar Anton.

Mabes Polri juga sudah mengirimkan tim untuk menyelidiki kerusuhan di Ambon.Tim terdiri atas 13 orang dan dipimpin langsung oleh seorang perwira menengah berpangkat komisaris besar.“Ini semua dalam rangka penegakan hukum. Semua yang terjadi di sana akan dilidik dan disidik untuk diproses secara hukum,” kata Anton.

Berdasar pantauan Mabes Polri, kondisi di Ambon kini kondusif dan terkendali. Kegiatan ekonomi masyarakat juga sudah berlangsung normal. Anton juga mengungkapkan, Polri dan TNI berfungsi membantu masyarakat di sana. Untuk itu, jika ada kesulitan dalam hal apa pun,misalnya kesulitan dalam mendapatkan minyak tanah, masyarakat dianjurkan untuk meminta bantuan ke Polri dan TNI.

Terkait permintaan masyarakat Ambon agar Polri menarik pasukannya,Anton mengatakan, Polri akan menarik personelnya apabila kondisi di daerah tersebut sudah benarbenar dalam situasi kondusif dan normal seperti sediakala. “Anggota kita juga tidak mau lama-lama di sana,”ucapnya.

Mabes Polri bahkan akan melakukan evaluasi terhadap kinerja Polda Maluku dalam memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat di sana. Belum ada rencana untuk mencopot atau memberikan konsekuensi kepada Kapolda Maluku yang kini dijabat Brigjen Pol Syarief Gunawan.“Mabes Polri mendukung sepenuhnya apa yang sudah dilakukan di sana,”kata Anton.

Sementara itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla merekomendasikan perlunya membaurkan kembali permukiman warga di Kota Ambon guna mencegah konflik di wilayah itu muncul kembali di masa mendatang. “Dulu pascakonflik terjadi segmentasi permukiman antara Kristen dan Islam. Itu kurang bagus karena mudah menimbulkan isu,” kata Kalla seusai menjadi pembicara dalam seminar kewirausahaan di Universitas Udayana Denpasar kemarin.

Pemisahan itu,lanjut Kalla, menjadi akar konflik yang terjadi saat ini.Kondisi itu didukung kesalahpahaman akibat kecanggihan teknologi seperti SMS dan sebagainya. ”Akibatnya, isu cepat berkembang,” imbuh tokoh yang sukses mendamaikan kedua pihak yang bertikai di Ambon itu.

World Conference on Religion for Peace (WCRP) meminta masyarakat Ambon dan Maluku bisa menahan diri agar konflik yang pernah terjadi di darah tersebut tidak terulang kembali. Terkait itu,WCRP meminta semua pihak mewaspadai separatisme Republik Maluku Selatan (RMS) yang dimungkinkan berada di balik kerusuhan tersebut.

”Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Ambon dan Maluku agar tidak terjebak dalam tragedi lubang konflik yang sama dua kali,” kata KH Hasyim Muzadi di Pondok Pesantren Al-Hikam Depok,kemarin. Hasyim yang juga Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) mengungkapkan, masyarakat Ambon perlu belajar dari tragedi konflik masa lalu yang sebenarnya dipicu masalah yang sepele.

Begitu pula dengan kerusuhan yang terjadi 11 September lalu yang hanya karena kecelakaan tukang ojek. ”Tragedi terdahulu dipicu dari masalah sepele, yakni ‘penumpang mobil angkot’ dan yang sekarang ini ‘matinya tukang ojek’,” ungkap mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj berharap suasana kondusif yang tercipta pascakerusuhan bisa dipertahankan.Dia pun berharap kerusuhan tidak lagi terulang di masa mendatang.‘’ Sebisa mungkin kerusuhan itu yang terakhir.Jangan sampai ada lagi kerusuhan Ambon. Mari bersama-sama kita membantu agar harapan Ambon terus aman di waktu mendatang menjadi kenyataan,’’ katanya.

Untuk mendukung terciptanya suasana damai, dia berharap semua pihak yang memiliki kerenggangan di masa lampau menahan diri. Seluruh elemen di Ambon juga diharapkan tidak mudah terprovokasi terhadap munculnya isuisu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,’’ ujar Said.